Penyerbuan Kedutaan Besar Israel di Kairo (2011)


Penyerbuan Kedutaan Besar Israel di Kairo pada tahun 2011 dilakukan oleh ribuan demonstran Mesir. Mereka menyerang dan menerobos masuk Kedutaan Besar Israel di Giza, di sebelah barat Kairo pada hari Jumat 9 September 2011. Satuan polisi Mesir yang menjaga gedung ini mencoba mencegah para demonstran masuk dengan menembakkan gas air mata. Setelah para demonstran berhasil mendobrak sebuah tembok dan memasuki sebuah bagian gedung, Duta Besar Israel beserta stafnya langsung dievakuasi oleh para komando Mesir.

Setelah serangan ini, Israel menerbangkan Duta Besarnya, sekitar 85 orang diplomat Israel lainnya dan anggota keluarga. Lalu militer Mesir mengumumkan keadaan siaga.

Latar belakang

Selama tahun 2011, hubungan antara Mesir dan Israel memburuk, dan mencapai titik terendah semenjak Perjanjian Damai Israel-Mesir yang tercapai pada tahun 1979 terutama setelah lengsernya presiden Husni Mubarak. Perbatasan Israel-Mesir menjadi daerah konflik dan tidak stabil karena meningkatnya aktivitas militan di Semenanjung Sinai milik Mesir. Sentimen anti Israel diungkapkan melalui demonstrasi massal di depan gedung Kedutaan Besar Israel di Giza, sebelah barat Kairo.

Pada bulan Agustus 2011, sekelompok militan memasuki Israel dari Sinai dan membunuh beberapa warga Israel. Reaksi Israel dalam mengejar para militan ini, mengakibatkan tewasnya enam prajurit Mesir. Tewasnya para prajurit Mesir ini memicu muncul protes terhadap Israel. Pada tanggal 20 Agustus 2011, seorang demonstran memanjat gedung Kedutaan Besar Israel dan mencabut bendera Israel.

Majlis Utama Angkatan Bersenjata Mesir mempertimbangkan untuk memanggil pulang Dubes Mesir di Tel Aviv. Akhirnya Israel meminta maaf atas kematian para prajurit Mesir ini. Namun Mesir menganggapnya "kurang cukup".

Serangan

Pada tanggal September 2011, ratusan pengunjuk rasa Mesir mulai berkumpul di depan Kedutaan Besar Israel. Pada sekitar pukul 18:30, mereka mulai menyerang sebuah tembok keamanan yang terbuat dari beton dengan palu dan sebuah alat pendobrak. Pihak berwenang Mesir telah membangun tembok ini pasca unjuk rasa gencar pada bulan Agustus.

Penyusupan di dalam gedung

Pada hari Sabtu pagi pukul 12.30, beberapa ribu demonstran mendobrak tembok keamanan. Pada pukul 13.00 mereka sudah masuk ke dalam lobi dan lalu memasuki ke ruangan-ruangan lainnya di dalam gedung. Para pengunjuk rasa memorak-morandakan gedung kedutaan yang terletak pada lanta ke-20 dan ke-21. Barang-barang yang mereka lempar termasuk beberapa dokumen yang dicap sebagai "rahasia" dari jendela ke jalan.

Evakuasi gedung kedutaan

Enam anggota staf keamanan Kedutaan Israel berada di tempat persembunyian mereka di dalam sebuah ruang yang aman diperkuat. Pasukan komando Mesir memasuki gedung kedutaan dan menyelamatkan enam penjaga Israel ini. Semua staf kedutaan lainnya dan anggota keluarga mereka diantar ke Bandara Internasional Kairo. Pada pukul 02:40, Duta Besar Israel dan sekitar 85 diplomat Israel lainnya serta anggota keluarga mereka tiba di bandara dan diterbangkan keluar dari Mesir. Hanya wakil Duta Besar Israel tetap tinggal di Mesir, di kedutaan besar Amerika Serikat. Seorang pejabat senior keamanan Mesir menyatakan bahwa pasukan komando Mesir telah dikirim ke kedutaan setelah Duta Besar Israel Yitzhak Levanon berbicara di telepon dengan seseorang anggota dewan militer yang berkuasa di Mesir, dan memintanya untuk mengatur evakuasi para anggota staf kedutaan secara aman.

Demonstrasi dan penjarahan gedung kedutaan berlanjut hingga pagi hari sementara para pengunjuk rasa membakar ban dan bahkan beberapa mobil polisi. Polisi Mesir akhirnya mengontrol kerusuhan dan membubarkan ribuan pengunjuk rasa dengan menggunakan gas air mata dan menembakkan tembakan peringatan ke udara.

Perdana Menteri Benyamin Netanyahu dan mantan direktur Mossad Efraim Halevy memuji bantuan Presiden Amerika Obama dalam evakuasi gedung kedutaan.

Situasi pasca serangan

Setelah serangan itu, militer Mesir mempertinggi keadaan siaga di negara itu dan kembali ke keadaan siaga darurat militer, atau dikenal sebagai keadaan darurat negara, untuk sementara.

Pada pagi hari Sabtu, 10 September, Majelis Militer yang berkuasa di Mesir menolak permintaan pengunduran diri yang telah disampaikan oleh Perdana Menteri Mesir Essam Sharaf dan beberapa menteri Mesir. Permintaan mereka itu disampaikan karena kegagalan mereka untuk menanggulangi serangan ini.

Sehari setelah serangan terhadap kedutaan, sekelompok wartawan diserang oleh para pengunjuk rasa yang masih berkerumunan di dekat lokasi kerusuhan. Seorang wartawan dan produser jatuh ke tanah dan diinjak-injak oleh masa, tetapi mereka berhasil melarikan diri ke kendaraan mereka. Sementara mereka dilempari batu oleh para pengunjuk rasa. Mereka berhasil melarikan diri tanpa mengalami luka-luka yang serius.